rumah para binatang

dua hari yang lalu saya posting foto di facebook. kebetulan sudah dua minggu ini, kami sedang renovasi rumah. nah .. rumah yang kami renovasi itu meliputi juga penutupan beberapa akses binatang keluar masuk rumah kami. foto tersebut menggambarkan seekor kucing putih sedikit sebaran hitam yang sedang celingak-celinguk (planga-plongo) di atap rumah kami. kucing itu tidak dapat masuk ke dalam rumah kami dan hanya duduk saja di atas genting.

setelah posting foto tersebut, beberapa komentar masuk yang menyarankan untuk membuat akses khusus kucing. wah, setelah saya sedikit berfikir ke belakang, teman-teman tersebut memang penyayang binatang, khususnya kucing. akhirnya saya jelaskan bahwa penutupan sengaja dilakukan karena kelakuan kucing yang aneh, dan terlebih lagi telah sering merusak rumah kami, utamanya plafon.

teman dalam postingan tersebut menyatakan, jika ada kucing di rumah, maka tidak akan ada tikus. menurut saya, itu adalah suatu logika yang benar. tapi ternyata berbeda dalam fakta. faktanya adalah, kucing dan tikus di rumah kami hidup damai berdampingan. beranak pinak, menggigiti kayu-kayu plafon. seberapa sering kami perbaiki plafon, tidak sampai setahun sudah rusak lagi. saya juga bingung, bagaimana kucing dan tikus bisa akur seperti itu ya??

akhirnya dengan sedikit nekad untuk renovasi kali ini, kami ganti atap dengan rangka baja ringan, karena tergiur testimoni dari banyak orang bahwa rangka atap baja ringan bagus dan kuat bertahan. mudah-mudahan benar. aamiin.

bagaimana dengan kucing dan tikus di rumah kami? untuk sementara ini kucing-kucing tidak dapat masuk kecuali melalui pintu, dan memang pintu rumah kami terbuka mulai pukul 05.00 pagi sampai pukul 20.00 malam. jadi tetap saja walau akses di atap ditutup, para kucing tersebut masih bisa keluar masuk tapi tidak sambil santai, harus kucing-kucinganlah biar tidak terpergok kami.

dari sini kemudian timbul pertanyaan, kenapa banyak sekali binatang, selain tikus dan kucing yang berseliweran di rumah kami?

selain tikus dan kucing, kami sering ketemu dengan kodok, serangga-serangga yang tidak kami temui di lingkungan tetangga, ada dirumah kami. yang menyeramkan adalah kelabang juga ada, bahkan kami pernah menemukan anak ular di siang hari. hiiii….

kembali ke kucing. karena pasrah saya pernah usul ke istri untuk sekalian saja dipelihara. daripada bolak-balik keluar masuk. ternyata jawaban yang saya terima lumayan aneh: “itu kucing tetangga”.

HAH …

kucing tetangga tapi sehari-hari ada di rumah kami, beranak pinak di rumah kami. *tuing

jadi ingat beberapa bulan yang lalu kami punya burung dara yang juga beranak-pinak. kami sangat sayang dengan burung-burung tersebut, sampai dengan dapat komplen dari tetangga yang ternyata rumahnya dijadikan persinggahan para burung khusus untuk buang kotoran. waaaa…….. dengan sangat terpaksa, burung kami relakan demi kebaikan bersama.

kemudian sekarang apakah kucing-kucing tersebut harus kami laporkan ke pemiliknya agar tidak mengganggu rumah kami lagi …..

Diterbitkan oleh komuter

seorang komuter yang wara-wiri antara rumah @Parung dan kantor @Cinere. mobilitas dibantu oleh dua tunggangan setia secara bergantian : smash 2004 dan xtrada2011. sekarang ganti dengan Mio Z karena smash ditabrak ma' ma' sen kiri belok kanan.

2 tanggapan untuk “rumah para binatang

  1. kalau memang kucing tetangga semestinya dicari sama tetangga itu pak
    masalahnya saya klo slash dan manis sampai menjelang maghrib belum masuk rumah perasaan nggak enak. hehe..

Tinggalkan Balasan ke komuter Batalkan balasan