rabu 18 januari 2012, seorang teman gowes dengan tiba-tiba mengundang saya untuk ikut gowes ke kampung halamannya di Tasikmalaya. tentu bukan hal yang mudah untuk mengambil keputusan : apakah akan ikut atau menolak. pertimbangannya adalah karena mendadak, saya tidak ada persiapan. yang harus dipersiapkanpun lumayan berat yaitu persiapan alasan ke istri dan anak agar diijinkan ikut.
tanggal 19-01-2012 malam mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa.
rencana berangkat besok setelah pulang kantor.
dilema
jumat 20-01-2012, sebuah hari yang berat. bagaimana tidak, istri berulang tahun dan saya bukannya menemani malah pergi. saya tahu bahwa saya bukanlah pria dengan tingkat keromantisan yang tinggi. tapi…………..
setelah apel sore di kantor, dengan segera saya bersalin rupa. mandi, shalat kemudian berangkat. tujuan pertama adalah RL pondok indah. karena akan touring sejauh 110 km tasik ~ pangandaran, maka sepeda harus dipersiapkan dengan baik. salah satu persiapan yang harus dilakukan menurut saya adalah servis selayaknya servis rutin. selesai servis beranjak ke terminal lebak bulus. entah mengapa di depan poins square lebak bulus kayuhan ini terhenti oleh bau daun terbakar. sungguh membuat perut ini keroncongan. segera menepi dan memesan nasi bakar lauk ayam.
setengah kenyang setelah mengkonsumsi nasi yang cuma secuil, sepeda saya arahkan masuk terminal lebak bulus. setahu saya masuk peron terminal luar kota harus bayar. tapi alhamdulillah sambil gowes saya masuk terminal tidak dipanggil oleh petugas, hanya orang-orang yang terlihat akan mudik saja yang dipanggil. tidak butuh waktu lama saya segera menemukan bis yang saya cari bis primajasa jurusan tasik.
berangkat pukul 18.00 entah melewati jalan mana, yang pasti saya terbangun ketika kondektur berteriak-teriak “terminal tasik habis”. saya minta diturunkan di pool primajasa saja karena memang sudah berjanji dengan teman untuk bertemu di sana.
sesampai di pool primajasa,sepeda dikeluarkan oleh kondektur dari bagasi kanan bis. ini awal tragedi. kondektur bilang, “ini apaan pak” sambil menunjukkan besi kecil yang hanya sedikit lebih besar dari lidi. tuing….. ternyata baut quick release. “lah murnya mana?” gedubrakan cari cari mur kecil seukuran upil gedean dikit. tidak ketemu. akhirnya sepeda digeletakkan di depan bangku ruang tunggu penumpang.
sampai di pool sekitar pukul 00.30, yang artinya pas tengah malam lebih dikit. ditengah galau saya putuskan untuk tidur saja. sekitar pukul tiga terbangun oleh perut yang keroncongan. Alhamdulillah sepeda masih berada di tempatnya. segera saya ke kantin yang ada di situ juga, pesan mie instan. lumayan hangat. tiduran ga’ bisa tidur akhirnya inisiatif charge battery hp. karena charge di tempat orang lalu lalang, maka mata terus saja tertuju ke situ. ga’ bisa tidur. pukul 05. lebih dikit, muncul teman-teman yang akan gowes bareng. lega hati ini. akhirnya sepeda diakalin pakai mur seadanya yang penting bisa jalan, walau was-was. setelah mandi dan shalat di musholla belakang pool kami berangkat menuju rumah teman untuk pinjam mur.
Alhamdulillah di rumah teman dapat sarapan pisang, serabi khas tasik dan teh manis. terpikir untuk makan bubur nantinya ternyata malah tidak sempat. pukul 07.30 kami berangkat menuju titik kumpul yaitu kantor telkom di jalan merdeka tasik. sebelum berangkat briefing terlebih dahulu dan tak lupa foto :
start dimulai kurang lebih pukul 08.00, kemudian entah jalan apa namanya kami mulai gowes. karena awam tentang daerah Tasik ya udah saya ikuti saja mereka yang sudah gowes di depan.
perjalanan ternyata tak sesulit yang selama ini saya bayangkan. hanya dengan mengikuti yang di depan semangat gowes jadi tak pernah kendur. tidak seperti saat gowes sendiri yang kadang-kadang jenuh hingga gowesan menjadi tidak stabil.
etape pertama ditempuh kurang lebih 60 km. lumayan jauh dan selain jalan yang berkelok-kelok terdapat satu tanjakan yang cukup terkenal di kalangan pesepeda Tasik dan sekitarnya yaitu tandjakan tepung kanjut. saya tidak tahu kenapa dinamakan seperti itu, tapi menurut teman saya yang mengerti bahasa sunda nama tepung kanjut berkonotasi cukup ‘nakal’. pitstop kami telkom banjarsari.
setelah pitstop di banjar sari, kami gowes lagi menuju pangandaran. karena sudah beradaptasi dengan cuaca di sana, saya gowes dengan stabil. jika di etape pertama sering disalip, sekarang lumayan bisa nyalip dan nyundul ke front row. entah memang sudah rejekinya, tiba-tiba teman di depan melipir ke warung dan hati saya tergerak untuk ikutan. setelah jajan dan melepas lelah sekitar lima menit, kami beranjak lagi. ternyata teman saya itu sudah menguasai medan alias tahu seluk beluk jalur ini. penghentiannya di warung tadi adala layaknya pijakan orang yang akan melompat, karena setelah warung yang kami singgahi kami berhadapan dengan tandjakan berikutnya yaitu tandjakan mplak. nama daerahnya emplak. tandjakannya lumayan bikin galau. teman saya itu langsung ngacir di tikungan pertama. selain sudah mengetahui medan, pasti dia sering berlatih di sini dan sepeda yang digunakan adalah roadbike. tentu saja saya yang pakai mtb dengan ban besar jadi ketinggalan. tapi tidak masalah. alon-alon asal kelakon. Alhamdulillah, saya khatam hingga finish di telkom pangandaran, tepat saat adzan Ashar berkumandang.
di kantor telkom pangandaran, kami ditampung. akomodasi tersedia. makan minum dan dapat kamar tidur berupa aula.
setelah mandi dan shalat, rencana lihat sunset di pantai barat, tapi cuaca tidak mendukung karena mendung dan sedikit gerimis. sore di pangandaran hanya dihabiskan dengan duduk-duduk santai sambil minum teh bareng yang lain.
malam sehabis shalat maghrib, makan malan kemudian rebahan. tau-tau terbangun pukul 00.00. ternyata ketiduran. tengah malam kedinginan. dalam gelap malam segera pakai kaus lengan panjang, celana panjang, kaus kaki dan sarung tangan. tak lupa handuk ditutupkan ke muka. tak lama kemudian terdengar orang yang melakukan sesuatu dan saya yakin dia pasti mematikan AC. karena kemudian hembusan angin dan suara dari AC menghilang.
teuteup tidur lagi sampai pagi. bangun dini hari selesai shalat, keluarkan lagi sepedah. tujuan : ke pantai pangandaran. ternyata pantai terbagi dua, pantai timur dan pantai barat.
lanjutkan gowesan, ternyata sepeda mengarah ke pantai timur dan memang sekalian hunting sunrise. tapi memang nasib tidak berpihak, ternyata pagi itu sedikit mendung. (mendung kok sedikitsedikit). ya sudah, naik ke dermaganya dorong sepedah dari ujung ke ujung. tak lupa saat ada yang melintas, dimintain tolong untuk memoto.
puas di pantai timur, mampir dulu bubur nasi pakai ayam. minumnya teh manis
kenyang, pindah ke pantai barat. ga’ pake lama langsung aja sergap orang yang lewat untuk dimintain tolong ambil foto.
selesai foto-foto balik lagi ke telkom, ternyata banyak sepeda yang lagi diloading ke mobil. dari sekian mobil, semuanya penuh sepeda. dari pada saya ikutan loading sepedah ke Tasik, lebih baik loading sepedah ke bis langsung pulang ka rumah. setelah dipikir-pikir dengan seksama akhirnya diputuskanlah untuk bersegera pulang. sebelum abang aji dan maminya nelponin lagi nyuruh pulang. malu ahh dibilang kaya’ bang toyib.
ba’da ashar sudah sampai rumah lagi. Alhamdulillah…..
asyikkk…seruuuuuu……..
wah saya juga ngebolag sambil gowes gini, mengingatkan serunya masa kuliah dulu 🙂
gowes sampe ke laut keren nih 🙂
wah mantap om udah ke daerah Pangandaran …. hhmm jadi iri hehehe
Seru sekalii! 😀
Wah kalau saya pasti sudah pingsan gowes sejauh itu hahahaa….
Gowes santai kalau rame-rame pasti menyenangkan yah….
gowesnya benar2 niat nih 🙂
mami dan bang aji pasti senang banget dioleh2in cerita seru gowes bapaknya.
ngga’ malah pada ngomel……..
salam sukses selalu gan 🙂
taon ini ikut lagi ngga om,,,,
masih misteri oom ……