jurnal komuter : laporan cuti (VOID)

Cuti dua minggu komuter kemana aja & ngapain ??

Di rumah saja, rehab rumah hingga layak huni. Lokasi rumah di komplek inkopad sasakpanjang tajurhalang bogor.

Layak huni. Selama ini karena jarang ditempati, rumah menjadi rusak. Setiap kali ke sana (bulanan), selalu saja mengepel dari depan ke belakang atau sebaliknya. Karena yang namanya hujan, air pasti masuk. gara-gara setiap ada kebocoran tidak pernah terdeteksi atau malas mendeteksi, akhirnya meluas menjadi bocor yang benar-benar seperti tidak memiliki atap.

Satu-satunya cara memperbaiki adalah dengan cuti panjang + persiapan uang yang banyak. Dari sepuluh tahun menabung, baru sekarang inilah kesempatan itu terwujudkan.

Dengan asumsi yang bermasalah adalah atap, maka komuter berinisiatif untuk membuat atap baru. Atap yang lama tetap, namun di atasnya dibuatkan atap baru. Atap di atas atap.

Kenapa sih tidak memperbaiki yang sudah ada? Komuter melihat (menghitung/mengira-ngira) bahwa jika hanya memperbaiki yang sudah ada, biaya yang dikeluarkan akan sama dengan membuat atap baru. Dan lagi bentuk atap lama memiliki lekuk dan terdapat parit antara loteng dengan atap. Parit inilah biang keladi suksesnya air hujan masuk ke rumah secara berrombongan (bedol desa).

Setelah baca-baca di internet dengan gogling tentunya, komuter mendapat gambaran bahwa :

  • atap yang terbuat dari asbes tidak baik untuk kesehatan. Maka komuter memutuskan untuk mencari bahan atap lainnya (dapatnya atap beton).
  • Ada juga yang menyatakan bahwa jika banyak lekukan akan menyulitkan dalam perawatan. Maka komuter mendesain atap yang hanya lurus saja. Dari belakang tertinggi hingga ke depan.
  • Sempat melirik bahan membuat rangka yang dari aluminium atau sejenisnya. Setelah ditotal, ternyata lumayan mahal. Dan waktunya juga mepet, hingga belum sempat survei ke lokasi toko yang menawarkan jasa pemasangan atap rangka baja ringan ini.

sedikit bermasalah dengan tukang yang malas-malasan kerjanya. padahal borongan selama 10 hari dan dikerjakan selama 11 hari. Dengan harga 10 hari tentunya. Coba kalau kerja giat, maka dalam waktu 8 hari bisa selesai dan uang yang diterima full tentunya.

Atap, komuter dapatkan dari hasil keliling komplek. Atap tersebut adalah atap asli rumah komplek. Para pemilik, entah mengapa merasa tidak srek dengan atap tersebut, dan menggantinya dengan asbes. Saat tanya ke toko bangunan, harga atap tersebut sekitaran Rp. 3.000,- perbuah. Namun yang bekas hanya dihargai setengahnya. Lumayan menekan biaya.

Walau belum sempurna seperti yang diharapkan, rumah sudah layak huni. Dan yang terpenting lagi adalah, sekarang rumah memiliki void. Setelah sebelumnya dengan susah payah mengumpulkan uang untuk membangun kamar mandi dan wc hinggga mirip milik hotel berbintang (cumi = cuma mirip), komuter mengharapkan agar void diadakan tepat di atasnya, agar saat berrendam di bathtube, bisa sambil melihat bintang-bintang di langit. Namun keinginan itu tidak di ACC oleh penguasa rumah sejati, namanya juga komuter cuma ikutan tinggal di sana. Alhasil void diadakan tepat di atas ruang makan keluarga.

Tidak seperti yang diinginkan sebelumnya, void ini tetap diberi atap, karena kalau tidak beratap, pastinya ruang makan akan penuh dengan air hujan. Lumayanlah, punya rumah dengan kamar mandi dan wc bagus, ditambah lagi memiliki void.

Yang kurang apa lagi yah ??????

Diterbitkan oleh komuter

seorang komuter yang wara-wiri antara rumah @Parung dan kantor @Cinere. mobilitas dibantu oleh dua tunggangan setia secara bergantian : smash 2004 dan xtrada2011. sekarang ganti dengan Mio Z karena smash ditabrak ma' ma' sen kiri belok kanan.

27 tanggapan untuk “jurnal komuter : laporan cuti (VOID)

  1. rumah saya beratapkan geteng biasa, cuma utk platfonnya pake bilik bambu…jelas sederhana tp indah di nikmatinya…
    semoga menjadi rumah idaman keluarga ya kang..

    salam, ^_^

  2. kalo di hitung2..biayabahan baku dan biaya tukangnya lebih mahal tukang…mereka cenderung memperlambat kerja kalo harus harian..sebaliknya ketika borongan mereka mengerjakan asal2an..dilema jadinya

  3. Hhm….VOIP ya, saya baru dengar baru saja membacanya dari link yang disampaikan Pak Komuter…
    Eh iya kok suka menamakan diri Komuter sich..?? Kalau saya suka menamakan diri saya di dunia Blogoshpere sebagai Bocahbancar 🙂

  4. Rumah memang akan rusak kalau tak ditempati, akhirnya uang kita setiap kali hanya untuk renovasi. Namun jika dikontrakkan, penghuni tidak care terhadap kebersihan, maka pada saat selesai kontrak, uang hasil mengontrakkan rumah terkadang tak cukup untuk perbaikan.

    Namun, terkadang kita tak punya alternatif pilihan lain, karena selama masih bekerja kita membutuhkan rumah yang aksesnya mudah dicapai, baik untuk kerja, ke sekolah anak, ke pasar untuk si mbak dsb nya

  5. Sama dulu dengan TV tabung kalau tabungnya udah rusak mendingan beli yang baru, begitu juga kalau lemari es kompresornya udah rusak, mendingan beli yang baru, harganya juga beti.

    Ok…. sukses selalu ya… 😀

  6. sepertinya uda dapet bny referensi deh….
    pasti tau dong yg terbaik sesuai kualitas, quantitas, biaya dll…
    hayoo semangat…. salam buat penguasa rumah hehee…..

    gili nanggu memang eksotis, apalagi 2 gili lainnya (gili terawangan dan gili air) ketiga gili tersebut saling berdekatan satu sama lain…. gili trawangan lebih seru lagi krn ada penangkaran kura2nya 🙂

  7. woow…sungguh ayah yang mengagumkan
    terus apa lagi yang kurang Pak…?

    yang penting bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah, sehingga rencana merehab rumah bisa terlaksana.

    Selamat ya Pak.. saya bayangin Bang Aji, mandi dan main-main air di bathtube hehehe

Tinggalkan komentar